Tuesday, 18 September 2018

CARA MENAKSIR

Menaksir itu adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu. Kemudian disebut toleransi) sudah dianggap baik/benar.
Menaksir Lebar Sungai
Dengan cara perbandingan
1.    Tetapkan titik A diseberang sungai (pohon/batu)
2.    Jadikan tempat kita berdiri (titk B)
3.    Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sejauh 10m, itu titik C
4.    Dari titik C jalan terus  sejauh 5m  (setengah dari jarak BC) dan itu adalah titik D.
5.    Dari titik D tersebut kita jalan menjauhi sungai kearah E,dengan pandangan melihat ke samping. Berhentilah jika sudah melihat titik C dan titik A tepat satu garis.
6.    Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2XDE

Menaksir Tinggi                 
a.          Menaksir Tinggi Pohon
1.       Kita berjalan dari pohon sejauh 11m, sebut saja titik  B
2.       Di titik B, berdiri seorang temanmu (diam) dengan sebatang Tongkat. Lalu kita maju 1m ke titik C.
3.       Di titik C, kita bertiarap dan intai ujung atas pohon melalui Sisi tongkat. Perhatikan tinggi pohon terletak dimana pada Tongkat. Sebut itu titik D tinggi pohon adalah titik E
4.       Maka tinggi pohon (AE) adalah 12 x BD.
5.       Rumus tingginya AE = 12 BD

b.          Menaksir Tinggi Tiang Listrik / bendera

1.       Tinggi Tongkat (AB) missal adalah 160cm
2.       Tinggi tiang listrik dimisalkan CD
3.       Banyangan tongkat misalkan 20cm. jadi perbandingan 20 : 160 = 1: 8
4.       Jika panjang bayangan tiang listrik di tanah 80cm,menaksir tinggi tiang dengan cara mengalikanya dengan skala perbandingan tongkat
Tinggi Tiang = 80cm x 8 = 640cm = 6,4m

Menaksir Kecepatan   Arus Sungai
a.   Kita tentukan 2 titik di tepi sungai / selokan, sebut saja titik A dan B
b.   Jaraknya jangan terlalu jauh, 2m,5m, atau 10m (usahakan mencari lintasan air yang lurus, tidak banyak rintangan)
c.   Lalu di titik A kita hanyutkan benda yang ringan dan mengapung, benda akan terbawa arus ke B.
d.   Hitung waktu dari mulai titik A sampai benda itu sampai ke titik B.
RUMUS Kecepatan Arus adalah V = Jarak / waktu jarak 10m, waktu tempuhnya 4,5 detik. 
        Kecepatan arus adalah = 10m : 4,5detik = 22m/dtk    

Upara dalam Pramuka



UPACARA

Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmat dan tertib, sehingga merupakan kegiatan teratur untuk menciptakan kebiasaan yang mengarah kepada budi pekerti luhur.
Dasar hukum Upacara dalam Gerakan Pramuka diatur menurut Keputusan Kwartir Nasional nomor 178 Tahun 1979 yaitu tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara Dalam Gerakan Pramuka
Setiap upacara dalam kegiatan Gerakan Pramuka mengandung unsur – unsur pokok sebagai berikut :
a.    Bentuk barisan yang digunakan oleh peserta upacara selalu disesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
b.    Bentuk barisan upacara pada Satuan Siaga adalah Lingkaran karena perhatian dan perkembangan jiwanya masih terpusat pada orang tua atau Pembina.
c.    Bentuk barisan upacara pada Satuan Penggalang adalah Angkare karena perhatian dan perkembangan jiwanya telah mulai terbuka.
d.    Bentuk barisan upacara pada Satuan Penegak dan Pandega adalah Bersaf karena perhatian dan perkembangan jiwanya sudah terbuka luas.
e.    Jika peserta upacara itu terdiri dari dua golongan atau lebih maka bentuk barisan yang digunakan ditentukan oleh Pembina Upacara atau Pengatur Upacara sesuai dengan keadaan setempat.
Penghormatan kepada Bendera Merah Putih dilakukan :
a.    Pada waktu Pengibaran Bendera dan Penurunan Bendera (Penyimpanan) Sang Merah Putih.
b.    Pada waktu Bendera Merah Putih dibawa masuk atau keluar dari ruangan upacara.

GOLONGAN SIAGA

Macam-macam Upacara dalam Perindukan Siaga:
1)   Upacara Pembukaan Latihan
2)   Upacara Penutupan Latihan
3)   Upacara Pelantikan

Bentuk Upacara
Usia Siaga (7-10 tahun) sesuai dengan perkembangan kejiwaanya yang masih memusatkan pandangan dan pemikiranya kepada keluarga, maka upacara dalam Perindukan Siaga menggunakan bentuk lingkaran.
Yanda /Bunda sebagai pusat lingkaran perindukan, sdangkan Pak Cik dan Bu Cik akan mendampingi para Siaga pada lingkaran perindukan


A.   Langkah-langkah Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan Siaga
1.   Upacara Pembukaan Latihan
a.    Menyiapakan Alat-alat:
Ø  Bendera Merah Putih
Ø  Standar Bendera
Ø  Teks Pancasila
Ø  Teks Dwi Darma
b.    Perindukan Siaga dikumpulkan dalam bentuk lomba oleh Yanda/ Bunda, Pak Cik / Bu Cik memeriksa kebersihan anak-anak untuk memilih Barung terbaik

2.   Jalanya Upacara
a.    Pemimpin Upacara memanggil anggota Perindukan Siaga, membuat lingkaran besar mengelilingi standar Bendera.
Pemimpin Upacara memenggil “ Siagaaaaa... “ yang dijawab dengan “ Siapppp....”
b.    Pemimpin Upacara menjemput Pembina Upacara ( Yanda / Bunda )
c.    Pembina Upacara memasuki lingkaran upacara melalui pintu kemudian pemimpin upacara berhadapan dengan Pembina Upacara dengan Standar Bendera ada di tengah / diantara mereka berdua
d.   Pembantu Pembina ( Pak Cik / Bu Cik ) berada di sela-sela Barung
e.    Pemimpin Upacara mengambil bendera Merah Putih. Ketika sampai di garis lingkaran tanpa aba-aba seluruh peserta upacara memberi hormat kepada sang Merah Putih. Pemimpin Upacara meletakan bendera Merah Putih di standar bendera. Pemimpin Upacara memberi hormat kepada sang merah putih, kemudian menurunkan tangan diikuti seluruh peserta upacara
f.     Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
g.   Pemimpin Upacara membaca Dwi Darma ditirukan seluruh peserta upacara
h.   Pemimpin Upacara kembali ke Barungnya
i.     Pengumuman dari Pembina Upacara
j.     Pengucapan Doa oleh Pembina Upacara
k.    Upacara pembukaan latihan selesai, dilanjutkan dengan latihan

3.   Upacara Penutupan Latihan
a.    Pemimpin upacara memanggil anggota perindukan Siaga membentuk lingkaran
b.    Pemimpin upacara menjemput Pembina
c.    Pemimpin upacara menyimpan bendera Merah Putih, sebelum mengambil bendera pemimpin memberi hormat terlebih dahulu. Begitu Pemimpin upacara mengambil bendera, seluruh peserta memberi hormat kepada Sang Merah Putih. Ketika bendera sampai di pintu lingkaran tanpa aba – aba penghormatan selesai
d.   Pembina upacara memberi pesan – pesan / amanat
e.    Upacara ditutup oleh Pembina upcara dengan pengucapan doa
4.   Upacara Pelantikan
Upacara pelantikan dilaksanakan dalam rangka upacara pembukaan latihan, jalannya upacara :
a.    Upacara pembukaan latihan dilaksanakan seperti biasa, setelah pembacaan Pancasila oleh Pembina dan pembacaan Dwi Darma oleh Pemimpin upcara, kemudian Pembina Upacara mengumumkan bahwa ada seorang Siaga yang akan dilantik
b.    Pemimpin Barung mengantar Siaga yang akan dilantik
c.    Pembantu Pembina ( Pak Cik / Bu Cik ) maju ke tengah lingkaran membawa atribut pelantikan
d.   Pembina Upacara mengadakan tanya jawab mengenai ujian SKU kepada Siaga yang akan dilantik
e.    Pembina Upacara menyuruh Siaga yang akan dilantik untuk berdoa
f.     Pembina Upacara berjabatan tangan dengan Siaga yang akan dilantik dengan memegang ujung Merah Putih. Semula tangan Pembina di bawah, menjelang pengucapan janji Pembina membalikkan tangan
g.   Pembina Upacara menuntun Siaga mengucap Dwi Satya. Anggota Perindukan memberi hormat ketika pengucapan janji
h.   Pemasangan atribut pelantikan, bergantian mulai dari Pembina, Pembantu Pembina
i.     Penghormatan kepada Siaga yang baru dilantik oleh Perindukan dipimpin oleh Pemimpin Upacara
j.     Pengucapan doa oleh Pembina Upacara
k.    Upacara Pelantikan selesai, dilanjutkan dengan latihan

B.   Macam-Macam Permainan Siaga
a. Mempertahankan Keseimbangan
     tiap barung berderet ke belakang, tiap anggota barung berjalan ke tempat yang sudah ditetapkan dan kembali  semula dengan sebuah / dua buah buku di atas kepala. Jika buku jatuh dia harus mulai lagi. Barung yag terlebih dulu selesai menjadi pemenangnya
b.  Menangkap Ular
     perindukan dalam bentuk lingkaran. Seorang Siaga di luar lingkaran menjadi ular dan menraik seutas tali panjang sebagai ekornya.
     Ular menepuk punggung seorang Siaga dalam lingkaran dan lari, dikejar oleh Siaga tadi. Ular lari ke tempat yang ditinggalkan oleh Siaga tadi, sedangkan Siaga berusaha memegang ekor ular, sebelum ia sampai di tempat tujuannya kalau ekornya dapat dipegang ia menggantikan menjadi ular, jika tidak ular mencari mangsa lain.
C.   Wisata
Anak usia Siaga ( 7 - 10 tahun ) pada umumnya mempunyai kecenderungan ingin mengetahui dunia luar yang lebih banyak, oleh karena itu Gerakan Pramuka menggunakan wisata sebagai salah satu alat pendidikan.
Adapun tujuan diadakan wisata antara lain :
a.  Menambah pengetahuan dan pengalaman anak
b.  Meningkatkan rasa taqwa kepada Tuhan
c.  Mengembangkan rasa cinta tanah air
d.  Menimbulkan rasa indah dan fantasi anak
e.  Memperluas lingkungan hidup anak
f.   Menimbulkan kesegaran, kebebasan dan variasi hidup pada anak.
Sedangkan bentuk wisata adalah bepergian keluar dalam rombongan yang dipimpin oleh beberapa orang Pembinanya ( Bunda, Yanda, Bu Cik, Pak Cik ) menuju tempat – tempat yang berguna bagi pendidikan Siaga


GOLONGAN PENGGALANG

Perlengkapan Upacara Untuk Satuan Pramuka Penggalang
1.    Bendera Merah Putih dan tali
2.    Tiang bendera ( 3 tongkat yang disambung)
3.    Teks Pancasila/Teks Dasa Darma/Sandi Ambalan/Ren

Bentuk Upacara Golongan Penggalang
.

Susunan Upacara latihan Penggalang:
1.   pratama Membariskan pasukannya membentuk Angkare
2.   pratama menyiapkan pasukan
3.   pratama menjemput Pembina (laporan)
4.   Pembina memasuki lapangan upacara
5.   Penghormatan kepada Pembina
6.   Penyerahan pasukan dari pratama ke Pembina
7.   Pengibaran bendera merah putih
8.   Pembacaan pancasila
9.   Pembacaan dasa dharma
10.                Amanat Pembina upacara dan memimpin do’a
11.                Penyerahan pasukan dari Pembina ke pratama
12.                Penghormatan kpada pembina
13.                Upacara selesai Pembina meninggalkan tempat
14.                Pratama mengistirahatkan pasukan

API UNGGUN
Sejarah
a.    Sejak zaman dahulu nenek moyang kita tidak akan pernah melupakan api unggun sebagai penghangat badan dan pengusir binatang buas. Disamping itu api unggun juga berguna sebagai media pertemuan untuk musyawarah, menghakimi pelanggaran, bergembira, pesta dan Pembinaan.
b.    Cara berapi unggun nenek moyang kita itu perlu ditumbuh kembangkan dalam kegiatan Kepramukaan sebagai alat pendidikan.

Bentuk-Bentuk Api Unggun
- Api Unggun Asli
Api unggun asli adalah api unggun yang bahannya dari kayau bakar atau bahan bakar lain yang dapat menyala dengan besar dan diselenggarakan di tempat terbuka.
    - Api Unggun  Tiruan
Api unggun tiruan adalah api unggun yang bahannya dari lampu listrik, lampu teplok atau lilin.

Sifat-Sifat Api Unggun
- Api Unggun Resmi
Api unggun resmi adalah api unggun yang dilaksanakan untuk acara-acara resmi, misalnya pelantikan, pelepasan anggota Satuan dan sebagainya. Api unggun dilaksanakan dengan lebih khidmat, suasana gembira agak dikurangi.
- Api Unggun Biasa
Api unggun biasa adalah api unggun yang merupakan rangkaian/bagian dari kegiatan besar, misalnya persami, jambore, raimuna dan sebagainya. Api unggun lebih bersifat hiburan, sehingga suasananya lebih gembira. Para peserta mendapatkan kesempatan untuk menampilkan atraksi secara spontanitas dan bebas namun batas norma-norma kesopanan dan ketertiban.
1.   Syarat-Syarat Tempat Api Unggun
a.    Medan terbuka, misalnya lapangan yang cukup luas
b.    Permukaan tanah rata
c.    Tanahnya kering
d.   Suasana sekitarnya cukup tenang
e.    Terlindung dari tiupan angin kencang
f.     Apabila tempat api unggun berumput yang bagus, misalnya taman, maka rumput dipindahkan dulu dari tempat nyala api, atau diberi alas batang pisang.
g.   Hindari benda lain ikut terbakar (hutan)
2.   Nilai-Nilai Pendidikan Dari Api Unggun
a.    Mempererat persaudaraan
b.    Memupuk kerjasama (gotong royong)
c.    Meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri
d.   Menciptakan suasana kebebasan dan kegembiraan
e.    Memupuk kedisiplinan
f.     Mengembangkan bakat